Pengikut

Selasa, 01 Juni 2010

Bimbang dan Sedih

Berbaik Sangka Terhadap Bimbang dan Sedih

Dalil Sunah
Nabi saw bersabda " tidak seorang muslim pun yang ditimpa kesulitan namun tidak mersa sakit, tidak bimbang, tidak sedih, dan tidak pula galau hingga duri yang menyakitinya, melainkan dengan itu Allah akan menghapuskan dosa dan kesalahannya."   (HR Bukhari-Muslim)
Abu sa'id bin Khudri meriwayatkan, Rasulullah saw bersabda, "Tidak sesuatu pun yang menimpa atau menyakiti seorang mukmin berupa kesulitan dan penyakit, bahkan kebimbangan, melainkan dengan demikian Allah akan menghapuskan dosa dan kesalahannya." (HR Ahmad)
'Aisyah meriwayatkan, rasulullah saw bersabda, "Apabila dosa dan kesalahan seorang hamba telah menumpuk, sementara dia tidak mempunyai apapun untuk menghapuskannya, maka Allah akan mengujinya dengan kesedihan agar kesedihan itu menghapuskan dosa dan kesalahannya." (HR at-Tirmidzi)

Definisi Sedih Menurut Bahasa
Ia berasal dari kata al-Huzn dan al-hamm, sedangkan bentuk plurnya adalah ahzan dan hazin, maka orang yang sedih itu disebut Haznan dan Mihzan. Seorang menjadi sedih karena sesuatu. Ahzanahu berarti menjadikannya sedih. 'Amul-Huzn adalah tahun di mana Khadijah dan Abu Thalib meninggal dunia. Dan Tahazzana 'Alaihi maksudnya adalah sakit.

Perbedaan antara Al-Hamm (Bimbang) dan Al-Huzn (Sedih)
Imam as- Suyuthi berkata bahwa Nabi saw pernah berdoa, "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari perasaan bimbang dan sedih."
Al-Khaththabi berkata, "Kebanyakan manusia tidak mampu membedakan antara al-Hamm (bimbang) dan al-Huzn (sedih), tetapi yang sedih itu biasanya terjadi pada sesuatu yang sudah terjadi, sedangkan bimbang pada apa yang belum terjadi.

Rasulullah saw Berlindung dari Sedih dan Bimbang
'Amru bin Abi 'Amru maula al-Muthallib bin 'Abdullah bin Hanthab menceritakan bahwa dia mendebgar Anas bin Malik berkata, "Rasulullah saw berkata kepada Abu Thalhah, 'Carikanlah kami pembantu dari pembantu-pembantu kalian," maka aku (Anas) pergi bersama Abu Thalhah berboncengan. Aku sudah membantu Rasulullah saw setiap kali dia turun, maka aku mendengar dia sering berdoa dengan mengucapkan, 'Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari bimbang dan sedih, lemah, dan pemalas, kikir dan dungu (penakut), dililit hutang dan dikalahkan."
Aku selalu membantunya hingga kami kembali dari Khaibar dan dia membawa Shafiyyah binti Huyay dia berjalan dan mendahuluinya, aku melihat dia memberinya pakaian kemudian memboncengnya, hingga kami sampai ke Shahba".  Rasulullah membuatkan makanan dan menyimpannya pada suatu tempat, kemudian dia menyuruhku untuk memanggil manusia, maka akupun memanggil laki-laki yang ada. Mereka pun makan, dari sanalah Rasulullah mulai hidup bersama (menikah) dengan Shafiyyah, kemudian dia kembali hingga dia sudah melihat Uhud dengan jelas, seraya berkata, 'Gunung ini mencintai kita dan kita pun mencintainya," ketika akan memasuki kota Madinah dia berdoa, Ya Allah sesungguhnya aku telah memuliakan apa yang ada di antara dua gunungnya (Madinah sebagai tanah haram) sebagaimana Ibrahim memuliakan Mekah. Ya Allah, berkahilah penduduknya dan berkahilah takaran dan timbangan mereka."      (HR Bukhari)
Anas bin Malik menceritakan, dia berkata, " Aku sering mendengar Nabi saw berdoa dengan doa0doa berikut ini  "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari bimbang dan sedih, lemah dan pemalas, kikir dan dungu (penakut), dililit hutang, dan dikalahkan atau dipaksa." (HR at-Tirmidzi)
Anas meriwayatkan dari Nabi saw "Bahwa Nabi berlindung dari delapan perkara; bimbang dan sedih, lemah dan pemalas, dungu (penakut) dan kikie serta dililit hutang dan dipaksa."  (Musnad ath-Thayalisi)
Pertanyaan yang timbul sekarang adalah "kalau bimbang dan sedih merupakan penghapus dosa, kenapa Rasulullah saw berlindung dari keduanya?"  Jawabannya adalah boleh jadi Rasulullah berlindung dari sedih dan bimbang yang akan menggiring seorang seorang muslim keluar untuk melakukan maksiat kepada Allah dan menantang qada dan qadar-Nya.
Sedangkan sedih yang akan menghapuskan dosa kita kenal melalui hadis Rasulullah saw ketika putra Ibrahim meninggal dunia, dia bersabda ' Sesungguhnya mata ini akan mengeluarkan airnya (menangis) dan hati ini akan sedih, dan kita tidak akan mengatakan kecuali apa-apa yang akan diridhai oleh Allah Tuhan kita. DEmi Allah, sesungguhnya kami benar-benar sedih dengan kepergianmu wahai Ibrahim." (HR Ahmad)
Dan boleh jadi Rasulullah saw berlindung dari kesedihan yang diderita oleh penghuni neraka.
'Abdullah bin 'Umar menceritakan, Rasulullah saw bersabda, "Ketika penduduk surga telah memasuki surga dan penghuni neraka telah memasuki neraka, maka mati (bentuk seperti makhluk) akan didatangkan dan diletakkan antara surga dan neraka, kemudian disembelih. Setelah itu terdengar panggilan, 'Wahai penduduk surga, tidak ada lagi kematian, dan wahai penghuni neraka, tidak ada lagi kematian." Maka  penduduk surga bertambah gembira, sementara penghuni neraka semakin bertambah kesedihan mereka." (HR Bukhari-Muslim)
Ibnu 'Abbas berkata, "Yang dimaksud dengan firman Allah Segala puji bagi Allah yang telah membuang kesedihan dari kami   adalah kesedihan penghuni neraka." (HR al-Hakim)
Sesungguhnya di neraka Jahannam terdapat satu lembah yang diberi nama Jubbul-Huzn (lembah kesedihan).
Abu Hurairah menceritakan, Rasulullah saw bersabda, "Berlindunglah kepada Allah dari Jubbul-Huzn."
Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, apa itu Jubbul-Huzn?"
Beliau bersabda, "Itu adalah sebuah lembah dalam neraka Jahannam, bahkan neraka Jahannam pun berlindung darinya seratus kali dalam sehari."
Ada yang bertanya kepada Rasulullah, "Siapa yang akan masuk kedalam lembah itu wahai Rasulullah?"
Beliau bersabda, "para Qari (ahli membaca al-Quran) dan orang-orang yang beramal karena pamer, ingin dilihat oleh orang lain." (Hr at-Tirmidzi)

Anjuran Rasulullah saw tentang Doa Pengusir Kebimbangan dan Kesedihan
Ibnu Mas'ud meriwayatkan, Rasulullah saw bersabda, "Tidak sekalipun hamba yang membaca doa berikut ini bila dia ditimpa kebimbangan atau perasaan sedih,

Allahumma inni 'abdukabnu' abdikabnu amatika, naashyyatii biyadika, maa dhimfiyya hukmuka, 'adlumfiyya qadha uka, as aluka bikullismin huwa laka, sammaita bihi nafsaka, au anzaltahu fii kitaa bika, au 'allamtahu ahadan min kholqika, awis ta'  tsar tabihi fii 'ilmi ghaibi 'indaka,  antaj'alilqur ana robii  'aqalbii, wanuura basharii, wajalaa akhuznii,  wadzahaabahammii  (huruf dobel dibaca panjang)
Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak hamba-hamba-Mu, anak budak-Mu, kehidupanku ada dalam genggaman-Mu, ketentuan-Mu berlaku pada diriku, hukum-Mu sangat adil terhadapku, aku meminta kepada Engkau dengan segala nama di mana Engkau telah memberi nama Zat-Mu dengan nama itu, atau Engkau turunkan ia dalm kitab-Mu atau Engkau ajarkan ia kepada salah seorang makhluk-Mu, atau Engkau simpan ia dalam ilmi ghaib di sisi-Mu, jadikanlah al-Qur'an sebagai penyejuk hatiku, sebagai cahaya penglihatanku dan sebagai pengusir rasa sedihku dan pembuang rasa bimbangku,     Melainkan Allah akan mengusir kebimbangannya dan menggantikannya dengan kegembiraan."
Mereka bertanya, "Rasulullah, sepatutnyalah kami mempelajari doa ini,"
Rasulullah bersabda, "Ya, bagi orang-orang yang mendengar sangat patut untuk mempelajarinya."  (HR Inu Hibban).                                        (oleh  M. 'Ali 'Utsman Ali Mujahid.  Maghfirah Pustaka).