Lalu Rasulullah saw. bertanya kepada batu itu, "mengapa kamu berputar terus padahal aku tidak menyuruhmu?". Atas izin Allah swt. yang berkuasa menjadikan segala sesuatu bertutur kata, maka batu tersebut menjawab, "Sesungguhnya aku tidak pernah berhenti menangis sejak aku mendengar ayat dalam kitab Allah yang berbunyi,
Maka hamba takut, kalau kelak hamba menjadi batu yang menjadi bahan bakar neraka". Rasulullah saw. kemudian bersabda kepada batu penggilingan itu," Bergembiralah karena engkau adalah salah satu batu mahligai Fatimah az_Zahra di dalam syurga." Maka bergembiralah batu penggilingan itu mendengar berita itu kemudian diamlh ia."hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya para malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang dititahkan-Nya kepada mereka dan mereka mengerjakan apa yang dititahkan."
Mendengar ceramah itu saya pun tertunduk sejenak untuk introspeksi diri. Tak terasa air mata keluar tetapi saya berusaha menahannya karena malu dilihat oleh jamaah yang ada di samping kiri kanan. Saya pun menoleh ke arah sang penceramah dan ternyata mata beliau pun terlihat berkaca-kaca.
Lalu pertanyaan untuk kita :
Apakah kita pernah bertanya kepada diri kita, apakah kita termasuk salah satu dari manusia yang akan dijadikan bahan bakar neraka (Semoga Allah merahmati kita semua). Atau adakah rasa takut di hati kita seperti rasa takut yang dimiliki batu yang menangis tersebut, padahal ia adalah batu yang tidak memiliki mata, telinga, lidah, kaki, tangan, dan hati. Sedangkan kita adalah manusia yang memiliki semuanya, dan di hadapan Allah swt semuanya akan dimintai pertanggungjawaban tentang apa yang dikerjakan dengannya.